tahukah kamu pematangsiantar merupakan satu satunya kota di Indonesia yang memiliki BSA terbanyak Baca Selengkapnya

Foto Pematangsiantar

Download Kamus Bahas Batak Disini

Ini merupakan pesan yang saya terima dari abg Bungaran Simanjuntak pemilik group face book "bahasa batak" dan sekaligus pemilik web www.bataktoba.com

TERIMA KASIH BUAT PERHATIANNYA TERHADAP BAHASA BATAK TOBA

download disini kamus bahasa batak

Download

Kamus nya akan terbuka jika anda menkonversi .doc ke .exe


Untuk mengubah doc ke .exe download tutorialnya disini


Download















Buat anda yang merasa orang batak dan ingin belajar bahasa batak langsung download aja

Salam Pembuka


Syukur kepada tuhan atas penerbitan website www.siantarman.com yang berisi informasi tentang Pematang Siantar
-->.Gagasan awal pendirian website sederhana ini bermula dari kegelisahan saya menyaksikan perkembangan promosi tentang keberadaan kota Pematangsiantar (terutama di dunia maya) di kawasan Nusantara dan sekitarnya yang tidak ditangani secara serius. Mengingat kota Pematangsiantar merupakan jalur lintas menuju parapat sebagai kota tujuan wisata terkenal di indonesia bahkan dunia.Jadi tidak ada salah nya kita mempromosikan kota tercinta kita terhadap dunia dengan apa yang dimiliki kota pematangsiantar yang diamana kita ketahui sebagai sentral dari kota kecil disekelilingnya.Memperkenalkan Pematangsiantar terhadap wisatawan domestik maupun mancanegara tentang wisata kuliner,wisata sejarah,wisata belanja,wisata wisata budaya,wisata religius,wisata alam.
Situs-situs pariwisata baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta terkesan dibuat dan dikelola secara asal-asalan. Akibatnya, calon wisatawan yang memerlukan informasi secara cepat, ringkas, dan cukup memadai kebanyakan harus menelan kekecewaan. Kenyataan ini tentu saja berseberangan dengan tren pencarian informasi calon wisatawan yang sebagian besar memanfaatkan jaringan internet.Media promosi melalui internet, selain lebih murah, juga lebih cepat dan dapat menjangkau seluruh dunia.
Di sisi lain, saya percaya bahwa dunia informasi tentang Pematangsiantar merupakan sarana menunjang perkembangan kota Pematangsiantar yang kaya akan informasi. Info info wisata baik wisata kuliner,rohani,maupun industrialisasi menguntungkan secara ekonomi melalui perputaran uang dalam industri ekonomi kreatif. Bahkan, ke depan, sebagian pihak meramalkan perkembangan informasi bakal melesat dan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi kemakmuran sebuah negara.
Media informasi juga sangat mendorong kemajuan dunia usaha dan mampu meningkatkan profit yang sangat besar dalam suatu usaha.Tidak bisa dipungiri kemajuan informasi baik dalam media televisi,radio,surat kabar dan internet sangat banyak digunakan sebagai media iklan yang tentunya sangat membantu perkembangan suatu perusahaan.Setiap hari di surat kabar pasti diserbu oleh iklan iklan yang memperkenalkan produk mereka terhadap konsumen.Agar nantinya konsumen dapat mengerti tentang suatu produk tersebut.
Kemajuan informasi seperti ini harus bisa kita terima agar tidak ketinggalan dengan kota kota lainnya yang menjual produk sayuran dengan langsung antar tiap ada order.Bayangkan saja jual sayuran saja sudah seperti jualan fast food yang punya delivery / siap antar.Ini adalah kerjaan agen/supplier yang ingin mempercepat perkembangan usaha mereka dengan meniru industri makanan siap saji dari luar negri seperti kfc,mac donald dan pizza.
Ini tidak perlu diherankan lagi karena ini sudah jamannya.Zaman globalisasi yang serba instan.Yang perlu dipikirkan bagaimana cara kita mengikuti kota lainnya.Mereka bisa kenapa kita tidak.
Kemajuan ke arah positif harus kita tanggapi positif juga.Diharapkan kepada pemilik badan usaha / industri,warga pematangsiantar mau bekerjasama mewujudkan Pematangsiantar lebih maju lagi.
Bagi masyarakat pematangsiantar dunia pariwisata adalah potensi besar untuk memperkenalkan kekayaan panorama alam kebudayaan yang meliputi kesenian, upacara adat, kuliner, serta peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya kepada dunia.
Akhirnya, saya harus mengakui bahwa upaya mewujudkan kebangkitan sistem informasi di kawasan Pematangsiantar ini sesungguhnya bukan hanya tanggungjawab kami, melainkan tanggungjawab bersama. Dukungan riil baik berupa sokongan data,pemasangan iklan dan dana sangat diperlukan untuk kelangsungan upaya besar ini. Sebab, apalah makna media promosi pariwisata jika tak ada perhatian dan dukungan nyata dari para stake holder , yaitu masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah dinas pariwisata Pematangsiantar. Melalui www.siantarman.com kita dapat buktikan, bahwa Pematangsiantar adalah suatu kota kecil yang maju akan SDM dan Sistem Informasi.

Nantinya web log ini akan berpindah ke www.siantarman.com
Saya masih menunggu penulis ataupun sumbangsih warga siantar yang bisa memberikan tulisan untuk mewujudkan portal informasi siantar ini.
Ini hanya sebagai batu loncatan sebelum menjadi website resmi.

Siantar Kotaku


PEMATANG SIANTAR


A. PANDANGAN UMUM
Kota Pematang Siantar terletak diantara 2º54'40'' - 3º01'09'' LU dan 99º01'10''-99º06'23'' BT. Posisi Kota Pematang Siantar ada dibagian Timur Propinsi Utara pada ketinggian tempat 400 m diatas permukaan laut dan kondisi wilayah relatif bergelombang. Luas wilayah Kota Pematang Siantar 79,971km² secara administratif terdiri dari 6 Kecamatan dan 43 Kelurahan dengan jumlah penduduk 241.480 jiwa.

B. SARANA DAN PRASARANA
Di Kota Pematang Siantar terdapat 2 jenis transfortasi darat yaitu angkutan jalan raya dan kereta api. Disamping itu juga telah tersedia sarana dan prasarana listrik, telekomunikasi dan air bersih.

C. IDENTIFIKASI BIDANG USAHA POTENSIAL
Industri
Sektor Industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Kota Pematang Siantar adalah industri besar dan sedang. Hasil industri andalan Kota Pematang Siantar adalah rokok putih filter dan non filter serta tepung tapioka. Produksi tepung tapioka di Kota Pematang Siantar tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, namum juga di ekspor ke luar negeri. Sementara ini Taiwan menjadi negara tujuan penjualan tepung tapioka yang diproduksi Kota ini.
Kawasan Perdagangan dan Bisnis
Kekuatan daerah yag dimiliki Kota Pematang Siantar terkonsentrasi pada perdagangan dan jasa serta Kota transit wisata. Sektor perdangan yang menjadi andalan perekononiam Kota Pematang Siantar di samping sektor industri mengalami pertumbuhan dalam kontribusi terhadap perekonomian daerah. Sebagai Kota perdangan, secara geografis Kota Pematang Siantar diapit Kabupaten Simalungun yang memiliki kekayaan Perkebunan karet, sawit, the dan pertanin. Kota ini juga menghubungkan jalan darat ke Kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Sudah barang tentu, posisinya sangat strategis sebagai Kota transit perdangangan antar Kabupaten atau Transit wisata ke Danau Toba Parapat. Usaha yang selayaknya dilakukan Pemda Kota Pematang Siantar untuk mengembangkan potensi disektor perdangangan adalah membangun pasilitas perdagangan atau pusat bisnis serta menyinergikan kebijakan-kebijan Pemerintahannya dengan Pemda Kabupaten Simalungun.
Hasil buah-buahan
Kota Pematang Siantar yang dikelilingi Kabupaten Simalungun memiliki banyak keuntungan. Hasil perkebunan inisalnya karet, sawit, teh sedangkan hasil pertanian lain inisalnya dari buah-buahan (salak dan rambutan). Produksi buah-buahan yang tidak tahan lama ini perlu mendapatkan perlakukan khusus berupa pengawetan.
D. BIDANG USAHA UNGGULAN LAYAK DIKEMBANGKAN
1. PENGOLAHAN BUAH TERPADU.
2. KAWASAN PUSAT BISNIS (CENTRAL BUSINESS DISTRICT)
3. PABRIK TEPUNG TAPIOKA

Kata mereka tentang siantar

Namanya Gelleng, artinya kecil. Memang tubuhnya kecil. Tapi nyalinya…, preman pun takut padanya.

Kisah ini ditulis Alvin Nasution, seorang wartawan suratkabar di Kota Pematang Siantar, Sumut.

APA YANG ANDA bayangkan bila mendengar sebutan “preman Siantar”? Menyeramkan; lelaki brewok berambut gondrong, penuh tato, nekat, hilir mudik di terminal, punya nyawa sebelas, dan selalu berlaku kriminal.

Preman Siantar. Sebutan itu cukup mentereng di tahun 1980-an, terutama di wilayah Sumatera Utara tapi tetap familiar sampai ke Pulau Jawa. Hmm… aku sendiri tak tahu asal muasal sebutan Preman Siantar itu. Tapi jujur saja, mendengar sebutan Preman Siantar, nyaliku ciut. Terutama bila aku sedang berada di Kota Pematangsiantar, terlebih di Terminal Parluasan.

Dulu, mungkin tujuh tahun lalu, aku punya teman yang menggantungkan hidup di kerasnya terminal Parluasan, Pematangsiantar. Gelarnya si Gelleng. Aku tak tahu nama aslinya. Si Gelleng ini memanglah berperawakan gelleng (kecil). Suaranya saja yang lantang. Seharian, si Gelleng ini mondar-mandir di Terminal Parluasan. Apa saja dikerjakan yang penting menghasilkan uang biar bisa minum tuak dan sarapan pagi; ngagen, jual buku bacaan, sampai mencopet.

Perkenalanku dengan si Gelleng adalah tidak sengaja. Ketika itu aku libur sekolah (SMA) dan hendak menemui uwak di Pematangsiantar. Aku naik bus merek Koperasi dari Porsea dan tiba di Terminal Parluasan sekitar pukul 6 sore. Di sinilah awal perkenalanku dengan si Gelleng.

Saat aku menginjakkan kaki di Parluasan, dua lelaki bertubuh kerempeng (bukan si Gelleng yang kumaksud) mendekati aku. “Mau kemana lae?” kata seorang di antaranya.

“Mau pulang ke rumah,” kataku. Lalu orang yang menyapaku itu menyodorkan buku TTS. “Ambillah lae,” katanya.

“Tidak lae,” kujawab sambil melangkah. Tapi mereka tetap menguntitku dan terus menyodorkan buku TTS tadi. Di sini aku sadar, bahwa aku sedang berhadapan dengan masalah. “Apakah ini yang dikatakan Preman Siantar,” gumamku ketika itu.

Kehadiran kedua lelaki jungkis yang tangannya penuh tato itu membuat aku terusik, tapi aku terus melangkah ke luar terminal. Maksudku mencari mopen (angkot) agar aku bisa meninggalkan mereka. Tapi meleset, tak satupun mopen melintas dari hadapanku.

“Ambil lae dulu satu! Jangan kelewat kali! Belum makan ini!” tandasnya tanpa tedeng aling-aling.

Pikirku, biar beres, aku ambil sajalah. “Marilah satu, berapa harganya?”

“Dua puluh ribu,” katanya lepas.

“Ah mahal kali lae. Aku tak punya uang segitu. Tapi kalau tiga ribu aku ambil,” kataku mencoba nego.

“Banyak kali ceritamu. Kalau tak mau ambil bilang saja. Jangan bilang tak punya uang. Kucakari nanti kantongmu, dan kalau ada uangmu, cemmana!” pungkasnya.

Uangku memang ada. Sekitar Rp50 ribu. Tapi kalau aku beli TTS dengan harga Rp20 ribu tentu saja rencana liburanku di Siantar harus dipercepat. “Lima ribulah,” kataku.

Sial, mereka enggan. Ngotot minta Rp20 ribu. Karena aku juga ngotot, akhirnya mereka mengancam. “Lae, ini sudah malam. Jangan gara-gara dua puluh ribu, lae tak bisa pulang. Dari tadi ngotot kali kutengok lae,” katanya kasar dan mulai menarik tas ranselku. Aku berontak.

“Jangan macam-macam kau. Kalau kau mau selamat, mari dompetmu!” tandas mereka.

Nyaliku langsung ciut ketika salah satu dari mereka mencabut garpu dari balik pinggangnya. Garpu itu dimodiv hingga berbentuk trisula. “Mari dompetmu, anjing! Jangan banyak kali gayamu!”

Aku diam. Kubiarkan mereka menjambret tasku yang berisi pakaian dan handuk. Tas itu dicakari mereka. Tapi yang mereka cari tak ada.

“Mari dompetmu. Cepat!”

Kali ini tak kuberikan. Tapi akhirnya mereka menyanderaku lalu membawaku ke balik tembok terminal. Di situ aku dipreteli. Dompet berisi uang lebih lima puluh ribu plus jam tangan merek casio sudah berpindah tangan. Bogem mentah sempat juga kuterima. Aku hanya pasrah menyaksikan kedua lelaki keparat itu pergi meninggalkan aku. Dan di bawah keputusasaan, aku tetap ingin ke rumah uwak. Jadi, kuputuskan bayar ongkos mopen setelah tiba di rumah uwak saja. Atau setidaknya aku akan kabur tanpa bayar ongkos, begitu pikiranku ketika itu.

Kucegat mopen warna merah berpintu belakang. Kulihat seorang lelaki kecil berwajah seram di dalamnya. Tapi aku sudah tak peduli lagi. “Mau kemana kau!” kata lelaki bertubuh kecil tapi suaranya lantang.

“Pulang bang,” kujawab.

”Anak kos kau ya?” katanya.

“Enggak.”

“Jadi kok bawa tas kau?”

“Mau tempat uwak.”

“Mari dulu duitmu!”

“Tak ada bang.”

“Kau bohong saja pun.”

“Betul bang. Tadi aku ‘dikompas’ di terminal. Semua uangku diambil. Ongkosku saja tak ada lagi,” kataku. “Sial, preman Siantar lagi,” gumamku.

“Mau pulang kemana kau?”

“Ke Tomuan bang.”

“Di mana kau di Tomuan?”

“Di Santiago bang.”

“Aku orang Santiago. Kok gak pernah kau kutengok?”

“Iya bang. Aku cuma mau libur ke tempat uwak. Aku tinggal di Porsea.”

“Siapa uwakmu di Santiago?”

“Si A Nasution.”

“Si A Nasution? Akh, yang benar kau!”

“Iya bang.”

“Masih tanda kau kan orangnya yang ngompas kau itu? Ayo turun kita di sini biar kita cari dia,” kata lelaki bertubuh kecil itu.

Singkat cerita, kami menemukan kedua lelaki yang ngompas aku itu di terminal. Keduanya sedang menenggak tuak. Anehnya, begitu melihat lelaki kecil yang bersamaku, keduanya langsung menyerahkan uang dan jam tangan casioku. Rupanya, setelah lama berkenalan, aku tahu bahwa pria bertubuh kecil yang menolongku itu bernama si Gelleng, seorang preman yang disegani sesama preman di Siantar. Walau badan kecil, nyalinya besaaarrr!

Preman Siantar sekarang
Sepengamatanku, terminal Parluasan atau terminal Pasar Horas Pematangsiantar tak seangker dulu lagi. Ini setelah Jenderal Sutanto meniup genderang perang terhadap aksi-aksi premanisme, judi, dan narkoba. Siantar sekarang bisa dikatakan jauh lebih aman dari aksi-aksi premanisme.

Dulu, preman Siantar diplesetkan dengan ikon “Siantarman”. Apalagi, Siantar memang dikenal sebagai surganya judi. Tapi itu dulu. Siantarman sekarang sudah menjadi ikon positif bagi orang Siantar yang sukses meniti karir. Mereka yang sukses itu dinamakan Siantarman. Bahkan, salah satu koran lokal di Siantar pernah membuat sebuah rubrik Siantarman. Materinya adalah cerita orang-orang Siantar yang sukses dalam berkarir.

Di samping polisi rajin merazia preman (bahkan yang tak punya KTP dikatakan preman), masyarakat di Siantar juga sudah tidak takut dengan aksi-aksi premanisme. Masyarakat sudah berani mengadu ke polisi. Terbukti, sejak judi dan aksi premanisme diberangus, banyak preman yang digaruk dari sejumlah lokasi, terutama di sekitaran pasar dan terminal. Jadi sekarang, Siantar tak lagi seram. Siantar; sejuk, kalem. Ayo ke Siantar! [www.blogberita.com]

Welcome To SiantarHome

Siantar home merupakan web log yang kiranya dapat digunakan para blogger dari siantar sebagai tempat bertemunya para blogger dan dalam rangka pengembangan kota Pematangsiantar dalam kemajuan dunia TI.
Seperti yang kita ketahui saat ini pengguna internet di pematangsiantar semakin hari semakin bertambah.Ini terbukti dengan semakin banyak dibukanya warnet di berbagai kecamatan di Pematangsiantar.Kiranya dengan perkembangan TI diharapkan pemuda pemudi siantar tidak mau kalah dengan kota lainnya di indonesia.
Hidup SiantarMan.Horas !!